KAN Jabung| Penasaran kan ada berapa jenis sapi perah sebenarnya? Apakah sapi perah hanya yang bercorak hitam dan putih? Lalu, jenis apa yang paling digemari peternak Indonesia?
Tentunya beberapa jenis sapi perah yang disebutkan sudah banyak dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar. Lalu, apa saja jenis sapi perah tersebut? Bagaimana ciri-cirinya dan seberapa potensinya mereka untuk diternak? Simak penjelasannya berikut.
Jenis Sapi Perah Ada Berapa?
Perlu kita ketahui, jenis sapi perah di dunia ada banyak sekali. Mungkin bisa ratusan atau ribuan. Namun, di sini kami hanya bisa menjabarkan sebanyak 9 jenis sapi perah yang sudah umum dibudidayakan baik oleh peternakan lokal maupun internasional.
Sebagai catatan, jenis sapi perah berbeda dengan bangsa sapi perah. Yang dimaksud dengan bangsa sapi perah mengacu pada kemurnian genetik sapi. Berdasarkan kemurnian bangsa, sapi dibagi menjadi empat kelompok besar yaitu pure breed (bangsa murni), cross breed (persilangan), composite breed (persilangan beberapa bangsa), dan synthetic breed (bangsa buatan).
Terkait jenis sapi perah dibagi menjadi dua berdasarkan habitat hidupnya. Pertama yakni sapi perah tropis yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan iklim tropis yang panas dan lembab. Sedangkan, sapi perah subtropis lebih mampu beradaptasi dengan iklim yang lebih dingin dan kering. Umumnya produksi susu dari sapi perah subtropis lebih tinggi dibanding sapi perah tropis.
Jenis Sapi Perah Subtropis
1. Friesian Holstein (FH)
Sapi Friesian Holstein atau sapi FH adalah jenis sapi yang sangat populer baik di Indonesia ataupun mancanegara. Tentu saja karena perpaduan warna yang banyak digambarkan oleh berbagai produk susu sapi dan olahanya.
Tidak hanya populer, sapi dengan ciri fisik hitam bercampur putih ini juga didaulat sebagai ikon sapi perah di seluruh dunia tentu saja karena populasinya sangat banyak, beberapa negara seperti Amerika Serikat memiliki populasi sapi perah friesian holstein sebesar 80%.
Sapi ini berasal dari Provinsi Friesian, Belanda, dan mulai dikenal oleh masyarakat indonesia sejak abad 18. Hingga kini sapi friesian masih menjadi primadona peternak sapi di Indonesia.
Jenis sapi perah subtropis satu ini mampu menghasilkan susu yang cukup banyak. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa seekor sapi friesian holstein mampu menghasilkan 15 – 20 liter susu per hari atau sekali siklus laktasi sapi friesian holstein mampu menghasilkan berkisar 4000 – 6000 liter setiap tahunya.
2. Jersey
Merupakan sapi subtropis hibrida yang berasal dari Jersey, Inggris. Ciri khas sapi ini yaitu terletak pada warna tubuh yang tidak konsisten pada setiap jenisnya.
Sapi Jersey memiliki warna tubuh hitam, cokelat tua, cokelat muda, cokelat kekuningan, atau cokelat keputihan. Inkonsistensi warna tubuh tersebut disebabkan oleh asal muasal sapi hibrida ini yang merupakan persilangan antara banteng dengan sapi normandia.
Persilangan tersebut juga menyebabkan tanduk sapi ini lebih panjang dibanding jenis sapi perah lainya. Namun bobot sapi ini termasuk ringan, yaitu sekitar 400 kg
Ketika memasuki puncak masa laktasi, sapi jersey dapat memproduksi susu hingga 2200 liter, atau sekitar 5 hingga 7 liter per harinya.
3. Milking Shorthorn
Sapi Shorthorn juga berasal dari Inggris dan menempati wilayah dataran tinggi di pulau tersebut. Membuat sapi ini sangat cocok jika dipelihara dengan kondisi cuaca dataran tinggi.
Masih satu keluarga dengan banteng eropa, sapi ini memiliki sepasang tanduk yang pendek jika dibandingkan sapi jersey. Kesamaanya terletak pada warna tubuhnya yang bermacam-macam, mulai dari merah, hitam, hingga cokelat.
Merupakan salah satu sapi yang menghasilkan susu dengan kualitas terbaik. Jumlah produksi susunya bisa mencapai 5000 kg setiap tahunya. Namun, karena sapi ini hidup pada dataran tinggi, pastikan lingkungan hidupnya sesuai dengan tempat tersebut agar produksinya maksimal.
4. Brown Swiss
Sesuai namanya, sapi brown swiss awalnya berasal dari dataran tinggi Swiss. Spesies sapi yang satu ini terbilang sangat produktif, terutama ketika memasuki musim semi, dikarenakan banyak peternak menggemba sapi ini di sekitar padang rumput basah.
Kelebihan utama dari sapi brown swiss yaitu dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Tekstur dagingnya yang cukup padat dan empuk menjadikan salah satu jenis yang digemari untuk dikonsumsi.
Selain itu, satu ekor sapi brown swiss mampu menghasilkan susu segar sebanyak 600 liter per tahun, dengan bobot betina rata-rata sekitar 700 kg. Pada masa laktasi, susu yang dihasilkan dari sapi ini berkisar 3000 liter. Susu sapi ini sangat rendah kandungan lemak, sehingga lebih sehat dikonsumsi.
5. Guernsey
Sapi Guernsey memiliki karakteristik warna tubuh yang khas, yaitu cokelat muda yang dipadukan dengan bercak putih, seperti sapi friesian holstein. Morfologi tubuhnya cukup pendek dibanding spesies sapi dari Eropa lain, kepalanya cukup panjang, dan bagian tubuhnya dilengkapi dengan lemak, sehingga ototnya tidak terlihat.
Bobot sapi betina guernsey berkisar 500-850 kg. ketika mencapai masa laktasi, sapi ini dapat memproduksi susu hingga 2750 liter per masa laktasi.
Sapi ini berasal dari Pulau Guernsey, tidak jauh dari Pulau Jersey. Pada wilayah tersebut, sapi ini dapat tumbuh optimal.
Dikaenakan kawasan Pulau Guernsey memiliki padang rumput yang subur dan luas. Sapi guernsey sering digembala ketika musim semi hingga panas, dikarenakan tersedia pakan yang mencukupi saat memasuki kedua musim tersebut.
6. Ayrshire
Wilayah Ayr di Skotlandia merupakan habitat asli sapi subtropis ini. Ayr termasuk salah satu dataran tinggi di Benua Eropa yang memiliki karakteristik lingkungan dingin, lembap, dan sedikit ditumbuhi rumput hijau.
Walaupun begitu, sapi ayrshire dapat berhadaptasi dengan optimal di lungkungan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan produktivitasnya yang dapat menghasilkan 3500 – 4000 liter pada saat masa laktasi.
Karakteristik sapi Ayrshire mempunyai warna tubuh kecokelatan, putih, hingga kemerahan. Ukuran tubuhnya sangat besar dibanding sapi subtropis lain dengan bobot rata-rata 550 kg dan memiliki punggung yang lurus. Sapi ayrshire dapat dikatakan cukup sensitif bila bersentuhan langsung dengan masnusia.
Sapi Perah Tropis
1. Sahiwal
Merupakan sapi perah tropis yang berasal dari Provinsi Punjab, India. Ciri khas pada sapi ini yaitu terdapat pada warna cokelat yang bercampur dengan merah. Sapi ini sangat mudah beradaptasi pada lingkungan yang lembab maupun panas.
Sapi sahiwal dapat memproduksi susu sebanyak 7- 8 liter setiap harinya, atau sekitar 2300 liter pada saat masa laktasi. Ketika memasukin masa laktasi, sapi ini mendapat produktivitas paling tinggi, berkisar 2500-3000 kg/tahun.
Beberapa keunggulan tersebut membuat sapi sahiwal diklam sebagai sapi perah tropis terbaik. Keberadaan sapi sahiwal juga menjadi favorit para peternak di Indonesia, pasalnya banyak peternak yang menjual sapi sahiwal dalam ukuran bibit.
2. Ongole
Meskipun termasuk jenis sapi potong, sapi ini juga bisa menghasilkan susu. Kelebihan lain dari sapi ini yaitu dapat beradaptasi baik dengan iklim di Indonesia, karena itu sapi tersebut banyak diternakkan.
Memiliki warna tubuh putih dengan diselimuti gelap yang bercampur cokelat. Bobot sapi ini ditaksir bisa mencapai 450-700 kg, dapat dikatakan bobot tersebut sangat berat dibanding spesies sapi lain.
Meski peternak Indonesia banyak yang memelihara sapi ongole, tetapi sapi ini lebih banyak dimanfaatkan dagingnya dibanding susunya. Dikarenakan sapi ini memproduksi susu cukup sedikit, yaitu berkisar 1250-1500 kg pada saat masa laktasi. Meskipun produksi susunya tergolong sedikit, sapi ongole kerap dipelihara sebagai sapi perah di India.
3. Hibrida Friesian Holstein (Grati)
Sapi hibrida ini lebih dikenal sebagai Peranakan Friesian Holstein (PFH). Spesies ini merupakan persilangan antara pejantan sapi FH dengan betina sapi lokal dari jenis sapi jawa dan sapi madura.
Dinamakan sapi grati karena spesies ini pertama kali dibesarkan di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kelebihan dari sapi ini dibanding sapi FH terletak pada pertumbuhanya yang cepat, prodktivitas, dan tingkat adaptasi yang tinggi dengan iklim indonesia.
Perawakan yang lebih kecil dibanding sapi FH membuat sapi ini mudah dirawat. Selain itu, produktivitas setiap ekor sapi ini dapat mencapai 10-15 liter/hari. Pada masa laktasi, sapi ini dapat menghasilkan 4000 – 6000 liter setiap tahunya.
Karakteristik morfologi sapi grati juga hampir sama dengan sapi FH. Dilengkapi dengan tanduk yang pendek, bulu yang berwarna hitam dan putih, dan terdapat motif segitiga pada bagian kepalanya.
Berikut merupakan jenis sapi perah yang populer di Indonesia. Biasanya sapi tersebut dapat menghasilkan susu yang banyak, sehingga banyak digemari oleh peternak sapi perah.
Perlu diketahui, beberapa hal yang dapat merangsang peningkatan produksi susu yaitu lingkungan dan pakan. Sebisa mungkin lingkungan harus disesuaikan dengan habitat asli sapi, selain itu pakan yang diberikan harus mengandung banyak nutrisi agar sapi dapat tumbuh secara optimal.