Mengenal Sistem Pertanian Berkelanjutan

Sistem pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu sistem pertanian yang memanfaatkan sumberdaya yang dapat diperbarui (renewable resources) dan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) dalam rangkaian proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud, meliputi penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo, 1997).

Tahun 1980-an, dirumuskan suatu konsep pertanian berkelanjutan dimana pada strategi pembangunan sebelumnya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tinggi yang menyebabkan terjadinya degradasi kapasitas produksi dan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Hasil dari kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan (World Comission on Environment and Development) PBB pada tahun 1987 merumuskan konsep pertanian berkelanjutan ini dalam Laporan Bruntland. Laporan berisi bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mewujudkan kebutuhan hidup saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan hidupnya (Rivai & Anugrah, 2011). Dilanjut tahun 1992, seluruh pemimpin dunia membahas konsep pembangunan berkelanjutan pada semua aspek kehidupan yang dikenal dengan nama Agenda 21. Pada sektor pertanian, terdapat program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). Dalam kaitannya mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih baik lagi sehingga pertanian berkelanjutan menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian seluruh dunia (Rivai & Anugrah, 2011).

Sumbangan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh pertanian ternyata cukup besar. Emisi gas rumah kaca berasal dari proses oksidasi karbon dan oksigen yang mengahasilkan CO2. Semakin besar industri pertanian, semakin banyak juga penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang dapat berdampak buruk bagi tanah, air, dan udara di sekitarnya. Erosi yang diakibatkan penggundulan hutan juga menjadi salah satu penyebab rusaknya lapisan atas tanah (tanah gambut) yang seharusnya kaya akan zat hara serta mineral yang diperlukan tanaman untuk bertumbuh. Hal ini berpengaruh terhadap produktivitas tanah.

Perbaikan struktur tanah dalam pertanian berkelanjutan dapat terjadi dengan penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi gembur, sehingga mempermudah pengolahan tanah. Tanah berpasir menjadi lebih padat dan tanah lempung menjadi lebih gembur. Penyebab padat dan gemburnya tanah adalah senyawa-senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh mikroorganisme pengurai serta miselium atau hifa jamur yang berfungsi sebagai perekat partikel tanah. Dengan struktur tanah yang baik berarti struktur tanah akan lebih baik sehingga proses fisiologis di dalam akar tanaman akan baik. Perbaikan struktur tanah akan mempermudah penyerapan air ke dalam tanah sehingga sehingga proses erosi tanah dapat dicegah. Kadar pupuk organik yang tinggi di dalam tanah memberikan warna tanah yang lebih gelap (warna humus coklat kehitaman), sehingga penyerapan energi sinar matahari lebih banyak dan fluktuasi suhu di dalam tanah dapat dihindarkan.

Thailand mengembangkan lima pola sistem pertanian berkelanjutan yaitu sistem pertanian terpadu (integrated farming system), pertanian organik, pertanian alami (natural farming), agroforestri, dan Teori Pertanian Baru (New Theory Farming). Dari kelima pola sistem pertanian berkelanjutan tersebut, pertanian organik berkembang lebih pesat.pengembangan pertanian organik juga bertujuan untuk memenuhi permintaan dunia yang semakin tinggi akan produk-produk pertanian yang bebas bahan kimia.Sektor publik dan swasta tertarik untuk terlibat dan mempromosikan pertanian organik karena melihat manfaat dari pertanian organik untuk ketahanan pangan dan kontribusi terhadap keberlangsungan ekologi. Selain beras dan sayuran segar, produk organik di Thailand juga telah merambah ke komoditi lain seperti teh, rempah-rempah, dan buah-buahan. Di berbagai tempat juga mulai berkembang restoran-restoran yang menjual khusus masakan dari produk pertanian organik. Pertanian berkelanjutan memanfaatkan air dan tanah lebih sedikit, meningkatkan komposisi unsur hara tanah, meminimalkan biaya produksi, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan ramah lingkungan. Dari aspek pertanian berkelanjutan tersebut adalah cara terbaik untuk kebutuhan pangan dan mempertahankan kelestarian lingkungan. Selain itu, dapat dijadikan lifestyle untuk menyelamatkan lingkungan kita agar generasi kedepannya bisa menikmatinya juga.

Sumber :
https://kab.faperta.ugm.ac.id/2021/05/25/pengelolaan-pertanian-berkelanjutan/
https://psdr.lipi.go.id/news-and-events/opinions/sistem-pertanian-berkelanjutan-pembelajaran-dari-thailand.html
https://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/409-dibutuhkan-pertanian-berkelanjutan

Tentang Kan Jabung

Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung Syariah Jawa Timur), sekarang memiliki ±2423 anggota aktif yang tergabung. Berlokasi di Jl. Suropati No.4-6, Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur ini dinobatkan sebagai

Artikel Terbaru

Bersama KAN Jabung Syariah Jawa Timur, Berdaya Bersama. Siap Menjadi Wadah Hijrah dan Mimpi Semua Orang.

Gallery

Hubungi Kami

Jl. Suropati No. 4- 6 Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur 65155

© 2020 Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur