Kelebihan dan Kekurangan Deposito

Banyak orang menganggap deposito sebagai pilihan investasi yang aman dan menguntungkan. Namun, seperti halnya instrumen keuangan lainnya, deposito juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara matang — apalagi jika kamu ingin memahami deposito dari sisi praktis dan syariah.

Artikel ini akan membahas secara detail kelebihan dan kekurangan deposito, termasuk bagaimana mekanisme kerjanya, potensi keuntungan, serta hal-hal yang perlu kamu waspadai sebelum membuka rekening deposito di bank.

Apa Itu Deposito?

Deposito adalah produk simpanan berjangka yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah, di mana dana yang disimpan tidak bisa diambil sebelum jangka waktu tertentu berakhir (misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan).

Sebagai imbalannya, bank memberikan bunga atau bagi hasil (untuk deposito syariah) dengan tingkat yang lebih tinggi dibanding tabungan biasa.

Secara sederhana, deposito merupakan bentuk investasi berisiko rendah, cocok untuk kamu yang mencari kestabilan dan keamanan dana.

Kelebihan Deposito

Berikut beberapa alasan mengapa banyak orang memilih deposito sebagai instrumen penyimpanan dan investasi:

1. Keamanan Dana Terjamin oleh LPS

Salah satu keunggulan utama deposito adalah jaminan keamanan dana dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Jika bank tempat kamu menabung mengalami kebangkrutan, maka dana kamu akan tetap aman selama memenuhi syarat LPS, yakni:

  • Jumlah simpanan maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank.

  • Suku bunga deposito tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS.

  • Bank tempat menyimpan dana merupakan peserta LPS.

Artinya, deposito tergolong instrumen investasi yang sangat aman bagi masyarakat umum.

2. Return Lebih Tinggi Dibanding Tabungan Biasa

Deposito menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan reguler.

Sebagai contoh, jika bunga tabungan biasa hanya sekitar 0,1% – 0,5% per tahun, bunga deposito bisa mencapai 3% – 6% per tahun, tergantung kebijakan bank dan tenor yang dipilih.

Bagi kamu yang menginginkan penghasilan pasif dari dana mengendap, deposito bisa menjadi pilihan menarik.

3. Cocok untuk Perencanaan Keuangan Jangka Pendek hingga Menengah

Karena memiliki jangka waktu tertentu, deposito cocok digunakan untuk:

  • Menyimpan dana pendidikan anak dalam 6–12 bulan ke depan.

  • Mempersiapkan uang muka rumah.

  • Menyimpan dana cadangan bisnis agar tetap berkembang.

Dengan sistem berjangka, kamu tidak mudah tergoda untuk menarik uang sebelum waktunya.

4. Minim Risiko dan Stabil

Berbeda dengan saham atau reksa dana yang bisa naik-turun drastis, deposito bersifat stabil dan tidak terpengaruh fluktuasi pasar.

Nilai pokok dana kamu tidak akan berkurang (selama tidak diambil sebelum jatuh tempo), sehingga cocok bagi orang yang mengutamakan keamanan dibanding potensi besar keuntungan.

5. Pilihan Deposito Syariah yang Sesuai Prinsip Islam

Bagi kamu yang ragu apakah deposito haram atau halal, kini tersedia deposito syariah yang menggunakan sistem akad mudharabah, yaitu bagi hasil antara nasabah dan bank.

Dengan begitu, kamu bisa tetap berinvestasi tanpa khawatir melanggar prinsip syariah — tidak ada bunga, tidak ada unsur riba, dan pembagian hasilnya transparan.

Kekurangan Deposito

Meskipun menawarkan banyak keunggulan, deposito juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipertimbangkan agar kamu tidak salah langkah dalam mengelola keuangan.

1. Likuiditas Rendah (Sulit Diambil Sebelum Jatuh Tempo)

Dana yang disimpan dalam deposito tidak bisa diambil kapan saja.

Jika kamu ingin mencairkannya sebelum jatuh tempo, biasanya akan dikenakan penalti atau denda.

Ini artinya, deposito kurang fleksibel untuk kebutuhan darurat.
Jika kamu membutuhkan dana cepat, deposito bukanlah pilihan terbaik.

2. Return-nya Masih Relatif Rendah Dibanding Investasi Lain

Walau lebih tinggi dari tabungan, imbal hasil deposito masih jauh lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lain seperti:

  • Reksa dana saham

  • Obligasi korporasi

  • Properti

  • Emas

Jika inflasi meningkat tajam, nilai riil dari bunga deposito bisa tergerus inflasi, sehingga daya beli kamu tetap menurun meski terlihat mendapatkan “bunga”.

3. Terkena Pajak Bunga Deposito

Pemerintah mengenakan pajak final sebesar 20% atas bunga deposito untuk simpanan di atas Rp7,5 juta.

Sebagai contoh:
Jika bunga deposito kamu sebesar Rp10 juta, maka potongan pajaknya adalah Rp2 juta, sehingga kamu hanya menerima Rp8 juta bersih.

Kondisi ini membuat hasil bersih dari deposito lebih kecil dari yang terlihat di brosur bank.

4. Risiko Bunga dan Inflasi

Ketika suku bunga acuan turun, otomatis bunga deposito juga akan menurun.

Selain itu, jika tingkat inflasi lebih tinggi dari bunga deposito, maka nilai uang kamu justru menurun secara riil.

Contoh:
Jika bunga deposito 5% per tahun, tetapi inflasi mencapai 6%, maka secara nilai nyata uang kamu menyusut 1%.

5. Potensi Riba pada Sistem Konvensional

Bagi umat Islam, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah sumber keuntungan deposito konvensional.

Bunga deposito dianggap sebagai riba karena merupakan tambahan dari pinjaman uang tanpa dasar kegiatan produktif.

Inilah sebabnya mengapa banyak ulama memperdebatkan hukum deposito, apakah halal atau haram, tergantung pada sistem yang digunakan.

Bagi yang ingin menghindari riba, deposito syariah menjadi alternatif yang lebih sesuai dengan ajaran Islam.

Perbandingan Singkat: Deposito Konvensional vs Syariah

Aspek Deposito Konvensional Deposito Syariah
Sistem imbal hasil Bunga tetap Bagi hasil (akad mudharabah)
Prinsip dasar Hutang-piutang Kerjasama investasi
Risiko riba Ada Tidak ada
Penjaminan LPS LPS (khusus bank syariah peserta LPS)
Fleksibilitas Sama-sama berjangka Sama-sama berjangka

Kesimpulan: Apakah Deposito Masih Menarik di 2025?

Deposito tetap menjadi instrumen investasi yang aman, stabil, dan mudah dipahami, terutama untuk kamu yang ingin menyimpan dana tanpa risiko besar.

Namun, deposito juga tidak cocok bagi kamu yang ingin pertumbuhan cepat atau butuh likuiditas tinggi.

Jika kamu seorang muslim yang ingin memastikan investasi sesuai syariat, maka deposito syariah berbasis bagi hasil bisa menjadi pilihan terbaik.

Sebelum memutuskan, pastikan kamu memahami hukum Islam tentang deposito dan membandingkannya dengan instrumen investasi lain agar keputusan keuanganmu tidak hanya menguntungkan, tapi juga menenangkan hati.

Tentang Kan Jabung

Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung Syariah Jawa Timur), sekarang memiliki ±2423 anggota aktif yang tergabung. Berlokasi di Jl. Suropati No.4-6, Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur ini dinobatkan sebagai

Artikel Terbaru

Bersama KAN Jabung Syariah Jawa Timur, Berdaya Bersama. Siap Menjadi Wadah Hijrah dan Mimpi Semua Orang.

Gallery

Hubungi Kami

Jl. Suropati No. 4- 6 Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur 65155

© 2020 Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur