Saat ini, kita memasuki zaman dimana akses terhadap teknologi dan informasi sangatlah mudah. Zaman dahulu, teknologi hanya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas yang terbatas. Sebagai contoh, dulu telepon hanya bisa dipakai untuk keperluan telepon dan sms. Tapi berkat adanya digitalisasi, teknologi bisa dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas hanya dalam waktu yang singkat. Kini, telepon pintar atau smartphone dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk telepon, tapi juga bekerja, mengikuti pelatihan, berbelanja online, dan mengikuti berbagai aktivitas lainnya.
Kita patut bersyukur kini, semua aktivitas menjadi jauh lebih mudah dan cepat. Informasi bisa diakses tanpa batas. Meskipun demikian, kehadiran teknologi digital tidak selamanya membawa dampak yang positif jika tidak digunakan dengan bijaksana. Teknologi digital dapat menimbulkan efek samping yaitu kecanduan jika kita tidak mampu mengontrol pemakaiannya.
Konsep digital minimalism hadir untuk menjawab problematika ini. Menurut penulis buku Digital Minimalism, Cal Newport, digital minimalism adalah filosofi penggunaan teknologi dimana seseorang memusatkan waktu online-nya hanya pada segelintir aktifitas yang telah ia pilih dengan cermat dan membawa manfaat optimal bagi dirinya. Digital minimalism tidak berarti menggunakan teknologi digital seminimal mungkin. Namun, digital minimalism mengajarkan kita untuk memanfaatkan teknologi digital hanya untuk hal yang penting dan bernilai.
Dalam artikel ini, penulis ingin memberikan sejumlah tips tentang bagaimana menerapkan digital minimalism agar hidup kita semakin produktif:
1. Batasi waktu pemakaian smartphone
Meskipun kita sangat membutuhkan smartphone, alangkah baiknya kita mencoba semaksimal kita untuk tidak terlalu bergantung pada smartphone. Ada kalanya pikiran kita harus istirahat agar lebih segar dan produktif. Hari libur atau cuti bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengistirahatkan pikiran dari smartphone. Di saat tertentu, sebaiknya kita dapat mematikan notifikasi agar tidak terlalu banyak distraksi yang mengganggu aktivitas hidup kita.
2. Gunakan media sosial untuk kegiatan produktif
Sebaiknya, penggunaan media sosial hanya diperuntukkan untuk aktivitas yang bersifat produktif, baik itu menghasilkan uang atau menambah ilmu pengetahuan. Kita bisa menonton berbagai seminar, mengikuti kursus, atau berbisnis. Media sosial juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk berbagi karya, seperti tulisan, video, dan lain-lainnya. Jadikanlah media sosial sebagai tempat untuk menghasilkan sesuatu, agar tidak waktu yang dipakai tidak terbuang dengan sia-sia.
3. Digital Decluttering
Untuk menciptakan hidup yang produktif dan bermanfaat, alangkah baiknya kita mulai melakukan digital decluttering menghapus hal-hal yang tidak penting dalam smartphone atau laptop kita. Mulailah dari menghapus aplikasi-aplikasi yang tidak bernilai, karena terlalu banyak aplikasi akan menguras baterai. Setelah menghapus aplikasi, mulailah menghapus file-file yang tidak penting dan tidak lagi terpakai. Dengan melakukan digital decluttering, ruang penyimpanan di smartphone atau laptop kita menjadi lebih lapang, serta memudahkan kita untuk memonitor isi-isi perangkat kita.
4. Perbanyak interaksi tatap muka
Meskipun teknologi sudah sangat canggih, dimana kita bisa berinteraksi tanpa batas waktu dan jarak, interaksi dengan cara bertemu langsung tetap dibutuhkan. Dengan berinteraksi secara tatap muka, kita dapat lebih memahami kondisi yang lebih nyata dari orang yang kita temui. Menurut studi yang dilakukan Oregon Health & Science University, Amerika Serikat, orang yang sering melakukan interaksi tatap muka cenderung lebih rendah potensi mengalami depresi. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial yang dilakukan secara tatap muka mempunyai nilai tersendiri. Pertemuan yang diselenggarakan secara langsung akan lebih menyentuh emosi jika dibandingkan dengan pertemuan yang dilaksanakan secara virtual. Selain itu, pertemuannya juga dapat meminimalkan terjadinya kesalahpahaman.
5. Aktif berolahraga
Aktif berolahraga merupakan cara yang sangat jitu untuk melepas diri dari kecanduan teknologi digital. Kecanduan gadget membuat tubuh kita semakin tidak aktif bergerak karena cenderung diam pada satu tempat. Untuk melepas dari ketergantungan terhadap gadget, mulailah berolahraga secara aktif dan rutin. Jika belum sanggup olahraga setiap hari, lakukanlah setidaknya satu kali dalam satu minggu. Studi yang dimuat ke dalam Journal of Clinical Oncology menemukan, orang yang berolahraga dengan intensitas sedang 150 menit per minggu memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengembangkan beberapa jenis kanker.
Inilah tips-tips sederhana yang dapat kita lakukan untuk menerapkan digital minimalism. Mari kita tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah selama ini aktivitas yang kita lakukan melalui teknologi digital lebih banyak untuk hal yang produktif atau tidak. Pastikan smartphone, laptop dan semua perangkat digital kita hanya dimanfaatkan untuk kegiatan yang memberikan manfaat dan menunjang diri kita dan masa depan kita. Jadilah pengendali atas dunia digital kita sendiri, bukan justru sebaliknya.