Tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan sapi perah yaitu bibit, pakan, dan manajemen. Faktor bibit yang harus diperhatikan oleh para peternak adalah kemampuan untuk melakukan seleksi ternak produktif yang sesuai dengan rekomendasi teknis dan pengalama peternak itu sendiri. Faktor pakan yang harus diperhatikan oleh peternak adalah bagaimana peternak mampu menyiapkan pakan secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Faktor manajemen pemeliharaan sebagai faktor pamungkas yang emmpengaruhi keberhasilan usaha sapi perah, yakni peternak harus paham betul bagaimana mengelola ternak secara intensif meliputi pemeliharaan pedet, dara, dan dewasa. Ditinjau dari komponen biayanya, maka keberhasilan usaha peternakan sapi perah hampir 70 persen komponen biaya produksi dipengaruhi oleh pakan. Untuk itu peternak harus memperhatikan secara khusus tentang pemberian pakan sebagai standar asupan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh dan untuk kebutuhan reproduksi dari ternak. Apabila lalai akan berakibat rendahnya keuntungan yang diperoleh bahkan rendahnya keuntungan yang diperoleh bahkan akan menentukan keberlangsungan usahanya. Salah satu strategi yang harus dilakukan oleh peternak adalah bagaimana peternak dapat menyediakan pakan yang efisien, berkualitas, tercukupi kebutuhan, dan tersedia sepanjang tahun.
Tips sukses pemberian pakan pada usaha sapi perah diantaranya :
(1) Terpenuhi kebutuhan hijauan pakan ternak yakni 70% dari total kebutuhan bahan kering atau minimal 10% dari bobot badan, (2) Pemberian konsentrat yang cukup secara kualitas dan kuantitasnya dengan meneysuaikan kebutuhan berdasarkan bahan kering, (3) Pemberian air minum yang cukup yakni minimal 4 liter/1 liter produksi susu atau pemberian air minum secara terus menerus, (4) Hijauan pakan yang diberikan meliputi rumput dan leguminosa, mudah dikembangkan, dan dapat tumbuh baik sepanjang tahun, (5) Pemberian hijauan sebaiknya dipotong sekitar 3-5 cm, karrena pemotongan hijauan yang lebih pendek dapat meningkatkan penetrasi enzim terhadap substrat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kecernaan bagi ternak, (6) Pemberian konsentrat dapat dilakukan dengan cara kering atau basah (comboran), namun pemberian konsentrat kering akan menghasilkan campuran yang benar-benar homogen sehingga dapat meningkatkan palatabilitas, dan daya telan, dan (7) Pemberian konsentrat sebaiknya diberikan sebelum hijauan dengan tujuan untuk merangsang aktivitas mikroorganisme dalam rumen.
Perlu disadari bahwa sampai saat ini kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan masih menjadi problem di negeri ini. Hal itu dapat terjadi karena belum adanya standarisasi kualitas pakan dan masih beragamnya kualitas masing – masing bahan pakan. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut disarankan (1) para peternak mengetahui perkiraan bobot badan ternak yang dipelihara sehingga dup terhadap ternak yang dipelihara untuk menentukan jumlah kebutuhan pakan, dan peternak harus kreatif mencari inovasi yang dapat mengatasi kebutuhan hijauan pada musim kemarau.
Ditulis oleh :
Dr. Ir. Iismulhadi, MSi