Gimana sih perasannya ketika mendapatkan gaji pertama? Mungkin campur aduk ya, antara senang, bangga, ada juga yang nggak nyangka. Karena pada akhirnya, kita punya penghasilan sendiri dari usaha dan jerih payah yang sudah dilakukan. Nah, dengan effort tersebut mungkin Sobat Finansialku berpikir bahwa sedikit banyak penghasilannya bisa digunakan untuk self reward, betul?
Memang tidak salah, tapi perlu kamu ketahui bahwa dari gaji pertama adalah waktu yang tepat untuk mengatur keuangan secara tepat dan bijak. Agar kedepannya, kamu benar-benar bisa membangun kemandirian secara finansial. Berikut ini beberapa cara yang bisa diterapkan, diantaranya
- Buat Anggaran dari Jumlah Penghasilan Setiap Bulan
Menyusun anggaran atau budgeting merupakan satu pondasi penting dalam mengelola keuangan. Sederhana saja, cukup catat pendapatan dan perkiraan pengeluaran setiap bulannya, sesuai dengan pos keuangan masing-masing. Kalau pendapatan, berdasarkan gaji bulanan yang diterima atau biasa disebut dengan istilah take home pay. Biasanya jumlahnya akan berbeda dengan gaji yang ditawarkan saat menandatangani kontrak kerja. Karena ada potongan pajak dan manfaat lainnya. Seperti asuransi, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, perlu juga untuk dianggarkan jika ada pendapatan lainnya di luar gaji. Misalnya tunjangan maupun bonus. Sudah tergambar cara membuat anggaran dari gaji pertamamu?
2. Catat Pengeluaran Bulanan
Selanjutnya adalah mencatat pengeluaran pasti dari setiap pos keuangan yang sudah dianggarkan. Mulai untuk biaya kost, uang makan harian, biaya transportasi ke kantor, hingga keperluan lainnya. Namun, banyak orang yang menjadikan ‘malas’ sebagai alasan untuk tidak melakukan pencatatan ini. Padahal dengan mencatat pengeluaran, akan lebih mudah tracking gaji kita. Termasuk membangun tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai.
3. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan
Cara berikutnya yang tak kalah penting adalah memisahkan kebutuhan dan keinginan. Istilah lainnya, selalu pikirkan skala prioritas sebelum membelanjakan uang kita. Agar lebih mudah, kamu bisa membuat kuadran prioritas Stephen Covey, seperti di bawah ini:
Sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, ya. Karena kebutuhan satu orang dengan orang lainnya tentu saja berbeda meski memiliki pendapatan yang sama.
4. Utamakan Dana Darurat
Secara perlahan fresh graduate harus mampu mandiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua. Termasuk dalam kondisi mendesak yang mengharuskan kita mengeluarkan uang lebih dari yang sudah direncanakan sebelumnya. So, pastikan kamu mengalokasikan sejak gaji pertama untuk pos tabungan dana darurat. Idealnya, dana darurat untuk fresh graduate, single dan tanpa tanggungan adalah sebesar 3 kali dari pendapatan bulanan atau tiga kali gaji bulanan. Tidak perlu panik dengan nominalnya, kumpulkan secara bertahap dan konsisten, agar kelak bisa tercapai. Pastikan dana darurat tersebut ditempatkan pada produk keuangan yang mudah dalam pencairannya. Seperti tabungan, deposito dan reksa dana pasar uang. Agar bisa dicairkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
5. Mulai Berinvestasi
Masa-masa sebagai fresh graduate, single, berpenghasilan, dan belum memiliki tanggungan adalah masa emas dalam membangun aset. Sehingga penting bagi fresh graduate untuk mulai mengalokasikan pendapatan setiap bulannya ke dalam produk investasi. Seperti tabungan, deposito, reksa dana, saham dan produk lainnya. Percayalah, ketika semakin dewasa dan berkeluarga, tentu jumlah pengeluaran akan semakin besar. Bisa jadi alokasi untuk tabungan dan investasi tidak bisa maksimal, karena harus memenuhi kebutuhan lain. Jadi, jangan sia-siakan waktu untuk mulai berinvestasi sedini mungkin.
Contohnya, jika seseorang pada usia 22 tahun (fresh graduate) menyimpan uangnya di bank sebesar Rp 1.000.000 dengan tingkat suku bunga 10% per tahun.
Maka setelah 10 tahun atau pada usia 32 tahun, uang dimiliki akan menjadi Rp 2.593.742.
Coba hitung berapa yang bisa didapatkan jika kita menabung secara rutin setiap bulannya?