tahu tidak kalau limbah rumah tangga yang selama ini kamu buang ternyata bisa didaur ulang? Sayangnya, hanya sekitar 6 sampai 11 persen yang didaur ulang dari total keseluruhan sampah, dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Artinya lebih dari 90 persen sampah berakhir di tempat pembuangan sampah, mengotori sungai, ruang publik, dan bahkan mencemari laut. Selain itu, sampah yang diambil oleh tukang sampah pun tidak selamanya berakhir dengan baik.
Faktanya, sampah-sampah rumah tangga yang terkumpul hanya menumpuk di tempat pembuangan sampah tanpa adanya pengelolaan memadai. Tumpukan sampah ini justru mendatangkan masalah baru, mulai dari perkembangbiakan bakteri hingga mencemari sumber air bersih.
Berikut ini jenis-jenis limbah rumah tangga yang bisa di daur ulang:
- Minyak Jelantah
Limbah rumah tangga yang satu ini mungkin terlihat sepele karena tidak akan terlihat jika dibuang bersama limbah lainnya. Hanya saja, membuang minyak jelantah sembarangan dapat menimbulkan bahaya besar bagi lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air.
Mungkin minyak jelantah yang kamu buang memang tidak seberapa. Namun, tahukah kamu bahwa volume minyak jelantah di Indonesia bisa mencapai 1,1 juta ton per tahun?
Bayangkan jika minyak jelantah sebanyak ini dibuang begitu saja hingga mencemari tanah dan perairan kita. Maka dari itu, mengelola minyak jelantah dengan baik mengurangi kontribusi pencemaran lingkungan.
Cara mengelola minyak jelantah pun mudah. Alih-alih membuangnya ke wastafel, kumpulkan minyak di dalam botol. Bila sudah banyak, salurkan ke pengepul minyak jelantah, seperti platform Beli Jelantah yang nantinya dimanfaatkan jadi biodiesel.
2. Air Bekas Cucian
Air bekas cucian merupakan limbah rumah tangga yang paling banyak volumenya. Hitung saja berapa liter air yang kamu butuhkan untuk mencuci, sedangkan setiap rumah pasti mencuci hampir setiap hari.
Alih-alih membuang air bekas cucian begitu saja yang pada akhirnya akan mencemari air, kamu bisa menerapkan sistem pengolahan air limbah (SPAL).
Caranya dengan mengalirkan air bekas cucian ke tangki penampungan yang telah dilengkapi dengan sistem penyaringan. Air yang telah disaring nantinya bisa kamu manfaatkan kembali untuk mencuci kendaraan, menyiram tanaman, atau mengguyur toilet.
Selain menerapkan cara mengatasi limbah rumah tangga di atas, kamu juga bisa mengupayakan agar limbah cucian tidak berbahaya bagi lingkungan. Sebagai contoh, Pins bisa menggunakan sabun organik yang terbuat dari lerak atau eco enzyme.
3. Pakaian Bekas
Limbah rumah tangga berupa pakaian bekas termasuk yang dapat didaur ulang. Untuk pakaian yang masih layak pakai, kamu bisa menyumbangkannya ke lembaga penyalur donasi atau langsung mengantarkannya ke panti asuhan.
Sementara itu, pakaian yang tidak layak pakai bisa kamu gunakan sebagai lap atau barang kerajinan. Dengan begitu, pakaian kamu tidak terbuang percuma, Pins.
4. Makanan Basi
Limbah rumah tangga berupa sisa makanan atau makanan basi termasuk limbah organik. Meski bau dan menjijikkan, makanan basi akan menjadi harta karun yang dapat menyuburkan tanah. Ya, kamu bisa mengubah makanan sisa menjadi pupuk organik.
Cara yang mudah, praktis dan tidak menimbulkan bau adalah dengan menggunakan metode Takakura. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membuang sampah ke dalam keranjang khusus yang telah berisi sekam serta bakteri pengurai.
5. Kulit Buah dan Sayur
Jangan buang kulit buah atau potongan sayur yang tidak terpakai. Limbah rumah tangga seperti ini bisa kamu gunakan sebagai bahan untuk membuat eco enzyme. Cairan ini nantinya dapat kamu gunakan sebagai bahan pembersih hingga penyubur tanaman.
Bagaimana cara membuatnya? Kumpulkan kulit buah dan potongan sayur yang masih segar. Cuci bersih bila perlu.
Kemudian, campurkan dengan gula dan ragi. Letakkan di wadah tertutup dan diamkan agar proses fermentasi berlangsung setidaknya dua minggu. Cairan eco enzyme yang sudah jadi akan berwarna keruh dan beraroma segar.
6. Rumput dan Daun
Limbah rumah tangga yang termasuk limbah organik ini bisa kamu jadikan pupuk kompos juga, lho. Cara yang paling mudah adalah dengan menimbunnya di dalam tanah dan biarkan sampah terurai oleh bakteri.
Untuk mempercepat proses penguraian sampah, kamu juga bisa menyiramkan cairan EM4 yang telah dilarutkan dengan air. EM4 bisa kamu beli di toko pertanian maupun toko tanaman hias.
7. Sampah Plastik
Contoh Limbah rumah tangga berupa sampah plastik menjadi permasalahan besar bagi lingkungan. Pasalnya, limbah jenis ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai sempurna.
Cara mengelolanya adalah dengan memanfaatkan kembali plastik yang ada di rumah, baik itu botol plastik maupun kantong plastik. Selain itu, kamu juga bisa mengumpulkannya untuk kemudian disalurkan ke pengepul seperti Rapel.id.
Tak lupa, kurangi penggunaan plastik, misalnya dengan membawa tas belanja saat ke pasar atau membawa sedotan sendiri.
8. Koran dan Kardus
Mengelola limbah rumah tangga berupa koran, majalah, buku, hingga kardus bekas terbilang mudah. Kamu hanya perlu mengumpulkannya kemudian menjualnya ke pengepul atau menyalurkannya ke perajin daur ulang berbahan kertas.
9. Botol Kaca
Punya botol kaca bekas jangan lantas dibuang begitu saja. Kamu masih bisa menggunakannya kembali lho, misalnya sebagai vas. Jika terkumpul banyak, kamu bahkan bisa menjualnya atau membawanya ke pabrik daur ulang.
10. Limbah Medis
Salah satu limbah medis yang kini jumlahnya banyak sekali adalah masker. Wajar saja karena kondisi pandemi menuntut kita memakai masker saat ke luar rumah.
Masker merupakan limbah non-organik yang tidak dapat didaur ulang. Lantaran mengandung bakteri ataupun virus, kamu perlu menyemprotkan desinfektan pada masker sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Limbah medis yang lain seperti obat sisa juga tidak boleh dibuang begitu saja. Alih-alih membuangnya ke tempat sampah, sebaiknya obat-obatan sisa kamu buang di toilet agar terurai oleh bakteri.
Jangan lupa mengeluarkan obat-obatan dari wadah pembungkusnya lebih dulu. Selain itu, sampah medis juga bisa kamu serahkan ke puskesmas atau klinik terdekat untuk ditangani dengan benar di insinerator limbah medis. Tentunya, selain limbah medis, pengolahan limbah elektronik hasil rumah tangga juga perlu untuk diperhatikan pengolahannya.
Nah, itu dia berbagai cara mengatasi dan contoh limbah rumah tangga. Yuk, sehatkan kembali bumi dimulai dari mengelola sampah sendiri.