Jika membicarakan tentang hutang rasanya tidak akan ada habisnya, seperti ketagihan tapi ingin diakhiri. Kebutuhan akan riba disebabkan oleh pola hidup konsumtif di masyarakat saat ini.
Kartu Kredit Seperti Pedang Bermata Dua!
Kartu kredit adalah sebuah kartu yang diterbitkan oleh pihak bank ataupun perusahaan mengeluarkan kartu kredit yang memberikan hak kepada orang yang memenuhi persyaratan tertentu. Kartu kredit dapat digunakan sebagai alat pembayaran secara kredit atau untuk menarik uang tunai dalam batas kredit yang telah ditentukan oleh bank.
Pemegang kartu tidak diharuskan melakukan pembayaran sekaligus tetapi diberikan waktu kelonggaran untuk membayarnya secara angsuran dengan bunga tertentu dan besar presentase nilai angsurannya dari saldo kredit yang di gunakan. Adapun hukum kartu kredit dalam Islam adalah sebagai berikut:
1.Qardh (Utang)
Kartu kredit memiliki aplikasi qard yaitu bank memberikan sejumlah uang kepada nasabah yang nanti akan dibayarkan terlebih dahulu atas pembelian barang dan kemudian setelah jatuh tempo, bank menagih hutang tersebut dari nasabah. Pengembalian kredit dapat dilakukan dengan membayar tunai dalam masa tangguh. Pada umumnya akan dikenakan bunga jika pelunasan telah melewati masa tangguh.
Bunga pembayaran angsuran ini, dalam hukum Islam adalah riba yang diharamkan. Hal ini disebabkan menambahkan jumlah hutang karena bertambahnya masa angsuran pembayaran.
2. Ijarah
Pada kartu kredit akad ijarah yaitu saat pemegang kartu kredit melakukan transaksi pembelian barang maka pihak bank penerbit kartu memperoleh imbalan dari pedagang. Besarnya imbalan sekitar 2,5% dari harga barang tersebut. Imbalan dari jasa perantara ini diperbolehkan dengan ketentuan syarat penjual barang tidak menaikkan harga barang terlebih dahulu. Termasuk riba, jika pedagang menaikkan harga barang terlebih dahulu maka fee untuk bank di bayarkan oleh pemegang kartu.
3. Kafalah
Kafalah yaitu akad penjaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban dari pihak kedua. Bank penerbit kartu menarik imbalan dari pemegang kartu atas jasa penjaminan yang di berikan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pihak penjamin tidak dibenarkan untuk menerima imbalan dari pihak yang dijamin. Dan hukum kartu kredit dalam Islam yang berupa imbalan tersebut adalah riba. Masih mau gesek? Hehehe 🙂