Profil : Rianto (232) Kemiri
232 adalah nomor anggota dari orang tua yang diberikan untuk Rianto, bermula dari membeli pedet dari saudara senilai Rp425.000,- Rianto mengawali usaha sapi dengan modal pedet itu pada tahun 2002. Dengan bekerja sebagai tukang batu dia mampu menabung dan berhasil membeli 1 ekor dara bunting dengan harga Rp6.700.000,- dari situlah usaha sapi perahnya mulai berkembang.
Meskipun banyak rintangan yang sering terjadi pada usahanya, ambruk, mastitis akut, dll namun tak membuat seorang Rianto putus asa. Pernah juga suatu ketika harus mencari rumput sampai ke Boro, itupun dipikul dari Boro sampai rumahnya yang berada di Kemiri. Rianto dan istrinya terus membangun usahanya hingga kini sudah memiliki 6 ekor induk (4 ekor laktasi dan 2 ekor kering bunting), selain itu rumah, kandang, beli kendaraan, dll juga masih bisa tercukupi dari hasil usaha sapi perah ini.
Kini yang menjadi target usahanya adalah produktifitas dan daya saing. Dengan menggunakan teknologi, Suami dari Lilik Handayani ini secara bertahap mulai menggeser cara usahanya dari peternakan tradisional ke peternakan modern. Itu terbukti dari kandang yang dibuat sudah menggunakan sistem ADLIBITUM, COMBORKERING, dan sudah menggunakan COOPER dan MESIN PERAH, kini dengan 4 ekor induk laktasi dia mampu setor rata-rata 70 liter per hari dan itu dirasa sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, sehingga dia memutuskan pensiun dari pekerjaan tukangnya dan fokus menjadi peternak sapi perah yang handal.
