Meski menyehatkan, ada beberapa bahaya makan jeroan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Ini termasuk meningkatkan kolesterol hingga berisiko bayi lahir cacat. Selengkapnya simak bahaya dan cara memilih jeroan yang berkualitas di bawah ini!
Berikut ini beberapa bahaya makan jeroan bagi kesehatan:
1. Meningkatkan Kadar Kolesterol
Daging jeroan adalah makanan bergizi tinggi, tetapi juga mengandung banyak kolesterol, terutama hati dan jantung. Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, sebaiknya makan jeroan dalam porsi sedang.
2. Menyebabkan Asam Urat
Pengidap asam urat sebaiknya makan jeroan secukupnya atau bahkan harus menghindarinya, karena jeroan mengandung kadar purin yang tinggi. Makan makanan dengan kandungan purin yang tinggi dapat mendorong perkembangan kerusakan sendi (bengkak dan lunak) bagi orang yang mengidap asam urat.
3. Hemokromatosis
Orang yang menderita hemokromatosis atau penyakit kelebihan zat besi, memiliki zat besi terlalu banyak dalam darahnya. Oleh sebab itu, harus membatasi makan jeroan yang mengandung banyak zat besi. Hemokromatosis adalah kondisi yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan. Kelebihan zat besi yang tersimpan di dalam organ tubuh manusia, termasuk hati, jantung, dan pankreas. Terlalu banyak zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa seperti penyakit hati, masalah jantung, dan peningkatan kadar gula darah.
4. Toksisitas Vitamin A
Hati sapi atau ayam adalah jeroan yang sangat kaya akan vitamin A. Meskipun vitamin ini bagus untuk penglihatan hingga imun, tetapi bahaya makan jeroan terlalu banyak dapat membuat vitamin A menjadi racun karena dapat menumpuk dalam tubuh. Mengonsumsi vitamin A terlalu banyak secara teratur juga dapat membuat tulang lebih rentan patah tulang pada orang yang lebih tua.
5. Membebani Fungsi Hati dan Ginjal
Ada kekhawatiran bahwa hewan seperti sapi atau domba yang telah terpapar racun dan pestisida akan memiliki toksisitas pada organ dalam hewan ini. Jadi, penting untuk diingat, bahwa organ dalam seperti hati dan ginjal berfungsi sebagai filter untuk racun yang masuk ke dalam tubuh. Organ ini terbebani dan bekerja keras untuk mengeluarkan racun tersebut dan tidak menyimpannya.
6. Berisiko Penyakit Sapi Gila
Penyakit sapi gila dapat menular ke manusia dengan makan jeroan. Ini adalah penyakit yang juga memiliki nama sebagai bovine spongiform encephalopathy (BSE), kondisi yang dapat memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang sapi. Penyakit sapi gila menular melalui protein (prion), yang terdapat di otak dan sumsum tulang belakang hewan yang terkontaminasi. Hal ini menyebabkan penyakit otak langka, yakni varian baru penyakit Creutzfeldt-Jakob (vCJD). Ini adalah gangguan otak degeneratif yang mengakibatkan demensia dan kematian.
7. Berisiko Cacat Lahir dan Kelainan Serius
Bahaya makan jeroan bagi kesehatan dapat memicu bayi lahir cacat. Ini karena jeroan merupakan sumber vitamin A, terutama organ hati hewan. Selama kehamilan, asupan vitamin A berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Namun, National Institutes of Health (NIH) menganjurkan asupan 10.000 international unit (IU) vitamin A per hari, karena asupan yang berlebihan meningkatkan risiko cacat lahir dan kelainan yang serius. Cacat lahir tersebut termasuk jantung, sumsum tulang belakang, dan cacat tabung saraf, kelainan mata, telinga dan hidung, dan cacat dalam saluran pencernaan dan ginjal. Oleh sebab itu, penting untuk memerhatikan asupan jeroan selama kehamilan, terutama jika mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A.
8. Meningkatkan Kadar Logam Berat yang Berbahaya
Jeroan dan kerang adalah makanan dengan kandungan tembaga yang sangat banyak. Hal ini mungkin dapat memicu Alzheimer, karena para ilmuwan telah mencatat bahwa penderita penyakit Alzheimer memiliki kadar tembaga yang lebih tinggi dalam darah, otak, dan cairan serebrospinal yang mengelilingi otaknya. Selain tembaga, kadmium adalah logam lain yang terkandung banyak sekali dalam jeroan. Kadmium dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, dan kencing manis. Kadmium merupakan logam yang sangat beracun dan akan tetap berada di dalam tubuh selama bertahun-tahun, karena tubuh tidak memiliki cara yang efisien untuk membuangnya.