Ngantang, 30 Oktober 2024 – Dalam rangka meningkatkan potensi pertanian lokal, Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung menjalin kerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Malang. Kegiatan yang berlangsung di lahan jeruk milik Bapak Mustiko Aji, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang, ini bertujuan menggali lebih dalam potensi pertanian di wilayah Ngantang, khususnya komoditas bawang merah, jeruk, dan kentang.
Acara yang dilaksanakan pada pukul 10.00 hingga 12.30 tersebut juga dihadiri oleh para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Korwil Ngantang, yang mencakup wilayah Ngantang, Kasembon, dan Pujon. Melalui diskusi dan penyuluhan yang diberikan, para petani lokal diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil panen serta mendapatkan dukungan teknis yang lebih baik dari pihak terkait.
Potensi Pertanian di Ngantang: Komoditas Unggulan yang Menjanjikan
Wilayah Ngantang memiliki kondisi geografis dan iklim yang sangat mendukung untuk sektor pertanian. Bagian selatan Ngantang, terutama di daerah Banjarejo, dikenal dengan dominasi tanaman bawang merah, kentang, dan jeruk. Jeruk, khususnya, menjadi salah satu komoditas unggulan yang dianggap lebih stabil dibandingkan apel. Salah satu tantangan dalam budidaya apel adalah kerentanannya terhadap penyakit, seperti bintik hitam, yang menyebabkan penurunan kualitas dan cepat busuk. Sementara itu, tanaman jeruk cenderung lebih tahan terhadap hama penyakit dan memiliki umur simpan yang lebih lama, menjadikannya pilihan yang lebih aman bagi para petani di Ngantang.
Selain jeruk, komoditas lain seperti bawang merah dan kentang juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan teknik budidaya yang tepat dan dukungan dari pihak pemerintah, Ngantang berpotensi menjadi sentra pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Di sisi lain, bagian utara Ngantang lebih berfokus pada produksi padi dan kopi, dua komoditas penting yang juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian lokal.
Tantangan Petani: Fluktuasi Harga dan Ketergantungan Pasar
Meski memiliki potensi besar, para petani di Ngantang dihadapkan pada tantangan fluktuasi harga yang cukup signifikan. Harga komoditas sering kali turun ketika pasokan melimpah, sedangkan harga hanya stabil atau meningkat ketika produksi terbatas. Hal ini menciptakan ketergantungan yang besar pada pasar dan membuat petani rentan terhadap perubahan harga.
Jeruk, sebagai komoditas yang lebih stabil, menawarkan solusi bagi petani yang ingin mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Dibandingkan dengan apel, jeruk cenderung lebih konsisten dalam hal harga pasar dan permintaan konsumen. Ini menjadi salah satu alasan mengapa komoditas ini dipilih sebagai fokus pengembangan oleh para petani di Ngantang.
Melalui penyuluhan dan dukungan teknis yang diberikan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Malang, para petani didorong untuk lebih memahami dinamika pasar dan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi fluktuasi harga. Diversifikasi tanaman, peningkatan kualitas produk, serta pengelolaan hasil pertanian yang lebih baik menjadi langkah-langkah yang disarankan untuk membantu petani menghadapi tantangan ini.
Komitmen KAN Jabung: Mendukung Petani Lokal dan Meningkatkan Kesejahteraan
KAN Jabung, yang telah lama berkomitmen dalam mendukung sektor pertanian, melihat kerjasama ini sebagai langkah strategis untuk membantu petani lokal. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Mannaria Harahap, perwakilan dari KAN Jabung, menyampaikan harapan agar kunjungan ini menjadi awal dari terjalinnya silaturahmi yang lebih erat antara KAN Jabung dan penyuluh pertanian dari Korwil Ngantang.
“Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi pengembangan pertanian di Ngantang, Kasembon, dan Pujon. KAN Jabung siap mendukung petani dalam mengoptimalkan potensi yang ada, baik melalui pendampingan teknis maupun peningkatan akses ke pasar yang lebih luas,” ujar Ibu Mannaria.
Komitmen ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan para petani. Salah satu upaya yang dilakukan oleh KAN Jabung adalah membantu petani dalam hal akses pembiayaan, pelatihan, serta penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang produktivitas.
Kolaborasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Pengembangan Potensi Pertanian
Kerjasama ini juga merupakan bagian dari upaya KAN Jabung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan Ngantang. Dengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan didukung oleh pengetahuan serta teknologi yang tepat, pertanian di wilayah ini diharapkan dapat menjadi sektor yang lebih produktif dan berdaya saing.
Keberhasilan dalam mengembangkan komoditas unggulan seperti jeruk, bawang merah, kentang, padi, dan kopi akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi masyarakat luas. Pertumbuhan ekonomi lokal yang stabil akan tercipta melalui sinergi antara petani, koperasi, dan pemerintah daerah.
KAN Jabung juga berencana untuk terus mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi sektor pertanian di Ngantang. Ini termasuk kerjasama dengan lembaga riset, perguruan tinggi, serta sektor swasta yang memiliki kepentingan dalam pengembangan produk pertanian berkualitas tinggi.
Kesimpulan
Kunjungan KAN Jabung ke Ngantang dan kolaborasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Malang adalah langkah awal yang sangat positif dalam mengembangkan potensi pertanian di wilayah tersebut. Dengan fokus pada komoditas unggulan seperti jeruk, bawang merah, dan kentang, diharapkan para petani di Ngantang dapat lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan pasar yang dinamis.
Melalui kolaborasi ini, KAN Jabung berkomitmen untuk terus mendukung petani dalam meningkatkan hasil pertanian serta kesejahteraan mereka, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan Ngantang, Kasembon, dan Pujon. Ini adalah contoh nyata bagaimana kerjasama yang baik antara koperasi, pemerintah, dan masyarakat dapat memberikan dampak positif yang besar bagi pembangunan ekonomi daerah.