Sejak adanya pemilihan presiden, program susu gratis digaungkan oleh pihak tertentu. Program ini dianggap mampu memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia. Tentunya program tersebut juga menarik perhatian para peternak sapi perah lokal.
Contohnya seperti di Malang, Jawa Timur, yakni wilayah dengan banyaknya peternak sapi perah sebagai pekerjaan seseorang. Selain itu, diperkirakan ada 10.000 ekor sapi perah yang hidup di daerah tersebut. Akan tetapi, jumlah tersebut turun 30% sebab adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku?
Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan wabah yang berasal dari virus Aphthovirus dan sangat menular. Proses penyebaran dapat melalui cairan lepuh dan air liur hewan yang telah terinfeksi.
Jika hewan yang terinfeksi melakukan kontak fisik dengan hewan lainnya, maka tidak menutup kemungkinan menular. Selain itu, penularan juga bisa terjadi karena peralatan peternakan yang sama digunakan oleh hewan terinfeksi.
Wabah ini cenderung menyerang hewan berkuku belah. Mulai dari sapi, kambing, rusa, domba, unta, babi, dan sejenisnya. Akan tetapi, penyakit mulut dan kuku tidak bisa mempengaruhi hewan anjing, kucing, zebra, dan kuda.
Virus PMK mampu bertahan dalam pakan, air, dan permukaan selama satu bulan. Namun itu tergantung suhu dan kondisi tanah sekitar. Selain itu, virus ini juga dapat bertahan dalam jaringan hidup. Seperti air liur, urin, nafas, dan ekskresi sejenisnya milik hewan terinfeksi.
Pada kondisi tertentu, angin juga dapat menjadi penyebab virus. Sebab adanya inseminasi buatan dan biologis yang telah terinfeksi. Contohnya seperti vaksin dan hormon, sehingga dapat menyebarkan virus PMK.
Hewan yang tidak akan sakit karena virus ini, bisa bersentuhan dengan virus tanpa bahaya. Akan tetapi, ada kemungkinan virus terbawa olehnya. Sehingga jika melakukan kontak dengan hewan yang rentan terhadap virus ini, maka tetap akan terinfeksi. Apalagi jika mencemari fasilitas dan peralatan ternak juga.
Peternakan Sapi Perah di Malang
Seperti yang dikatakan bahwa Malang merupakan salah satu daerah dengan peternak sapi perah terbanyak di Indonesia. Perkiraan rata-rata setiap warga Malang memelihara setidaknya 4 hingga 15 ekor sapi. Biasanya sapi ditempatkan dalam satu kandang.
Bahkan di Jabung, satu ekor sapi mampu menghasilkan 9 atau 10 liter susu per hari. Salah satu tempat pengolahan susu sapi terbesar di Jabung, yakni Koperasi Agro Niaga (KAN). Memiliki anggota 2.300 peternak sapi perah dan sukses melebarkan sayapnya. Namun adanya PMK, mengakibatkan 300 anggota tidak lagi beternak.
Mengenai Impor Sapi Perah
Sebagai direktur KAN Jabung, Ibu Eva Marlianti berpendapat bahwa impor sapi perah tidak bisa kita hindari. Khususnya dengan adanya program susu gratis tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus melakukan sinkronisasi program susu gratis bersama peternak sapi perah rakyat. Tujuannya agar mendukung bisnis ternak rakyat kecil.
Sebab Ibu Eva Marlianti mengatakan bahwa ada beberapa anggota koperasi yang resah dengan program susu gratis. Apalagi diperkirakan program tersebut akan menggunakan impor sapi perah. Alhasil, program susu gratis hanya akan menguntungkan peternak besar saja.
Ibu Eva Marlianti mengatakan, “Program susu gratis dari pemerintah masih jauh dari kemampuan peternak saat ini. Kemungkinan kami hanya bisa mensuplai hingga 15% kebutuhan susu gratis saja.”
Apakah Program Susu Gratis Itu Langkah Tepat?
Website ABC Australia, menulis berita tentang pengusaha asal Australia yang tengah mencoba peluang kerjasama dengan pemerintah Indonesia. Tujuannya untuk memasok kebutuhan program kerja pasangan pemenang pemilu, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pada 2025, pemerintah Indonesia memperkirakan dana untuk kebutuhan program susu gratis akan mencapai kurang lebih 10 triliun. Pada 20 Mei 2024, perwakilan industri dan mitra Indonesia melakukan pertemuan dengan perwakilan pengusaha sapi Australia.
Mereka berdiskusi di meja bundar tentang langkah tepat untuk program susu gratis. Ada juga perwakilan Meat & Livestock Australia dan Australian Food and Wine Collaboration Group.
Berdasarkan media ABC, General Manager Meat and Livestock Australia, yakni Andrew Cox menyatakan bahwa Indonesia membeli daging sapi kemasan dari Australia dengan jumlah lebih banyak. Bahkan Indonesia dinobatkan sebagai pelanggan jeroan sapi nomor satu di negeri Kangguru tersebut.
Selain itu, Australia memiliki program sarapan bergizi yang menargetkan 3 juta siswa untuk memenuhi kebutuhan susu gratis di Indonesia. Oleh sebab itu, Prabowo juga mengusungkan program makan siang di sekolah. Sehingga menjadikannya sebagai topik pembicaraan utama untuk membuka peluang beberapa komoditas.
“Terdapat kabar gembira, terutama untuk industri susu. Australia merupakan pemasok produk berkualitas terbesar, sehingga memiliki peluang bagus dengan minat presiden baru Indonesia. Terutama dalam pengadaan nutrisi kesehatan bagi anak–anak Indonesia.” ujar Andrew Cox.
Sementara itu, Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian, Edi Prio Pambudi mengatakan pengadaan impor susu Australia telah dilengkapi perjanjian perdagangan bebas. Perjanjian tersebut bernama Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).