Kleptomania merupakan suatu kondisi mental di mana orang dengan kondisi tersebut tidak mampu menahan dorongan untuk mengambil benda tanpa ijin pemiliknya atau mencuri. Penderita kleptomania kerap mencuri di tempat-tempat umum, tetapi ada juga yang mengutil dari rumah teman-temannya. Lalu apa penyebab dan cara menangani penderita kleptomania ? Kleptomania termasuk ke dalam kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya sulit mengendalikan emosi dan perilaku. Grant dalam Jurnal Kleptomania yang dituliskannya pada 2008 mengartikan kleptomania sebagai gangguan yang menonaktifkan impuls kontrol sehingga menciptakan perilaku pencurian berulang yang tidak terkendali terhadap benda-benda yang jarang digunakan oleh penderitanya Biasanya, benda yang diambil sebetulnya tidak dibutuhkan dan umumnya tidak bernilai tinggi. Kleptomania dapat muncul di masa remaja, tetapi juga bisa terjadi setelah dewasa.
Penyebab Perilaku Kleptomania
Penyebab kleptomania tidak diketahui secara pasti. Beberapa teori menyatakan bahwa ada kemungkinan telah terjadi perubahan pada otak yang menjadi asal mula timbulnya kleptomania. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami beberapa kemungkinan penyebab lainnya. Namun, kleptomania diduga berkaitan dengan:
- Gangguan pada serotonin. Senyawa kimia otak ini menjaga keseimbangan suasana hati dan emosi. Kadar serotonin yang rendah, cukup sering ditemui pada mereka yang memiliki kecenderungan perilaku impulsif.
- Gangguan kecanduan. Tindakan pengutilan barang dapat memicu produksi dopamin, senyawa kimia otak yang menimbulkan rasa kepuasan. Sebagian orang mencari kepuasan dari perilaku tersebut terus-menerus.
- Sistem opioid otak. Dorongan kleptomania diatur oleh sistem opioid pada otak. Adanya ketidakseimbangan pada sistem ini dapat meningkatkan kesulitan untuk menahan dorongan.
Gejala Kleptomania
Kleptomania berbeda dengan pencurian yang dilandasi motif kriminal. Sejumlah gejala dan tanda yang menjadi karakteristik kleptomania adalah:
- Tidak dapat menolak dorongan untuk mencuri
Penderita kleptomania biasanya tidak bisa menolak dorongan untuk mencuri meskipun barang yang dicuri merupakan sesuatu yang tidak berharga atau tidak dibutuhkan oleh penderita. Hal ini berbeda dengan pencurian kriminal yang mencuri barang berharga dan bernilai tinggi, yang bertujuan untuk kepentingan pribadi.
- Merasa cemas saat mencuri
Penderita juga biasanya merasa cemas dan tegang saat hendak melakukan pencurian. Setelah berhasil mencuri, penderita akan merasa senang dan puas, tetapi juga merasa bersalah, menyesal, malu, dan takut tertangkap. Meski begitu, penderita tetap tidak bisa menahan diri untuk mengulangi perbuatannya.
- Mencuri secara spontan
Kerap kali penderita kleptomania mencuri seorang diri secara spontan. Berbeda dengan pencurian kriminal yang sebagian besar melibatkan orang lain dan menyusun rencana sebelum melakukan pencurian.
- Tidak menggunakan barang yang dicuri
Penderita kleptomania jarang bahkan cenderung tidak menggunakan barang yang dicuri untuk dirinya sendiri. Penderita biasanya membuang barang curian tersebut atau memberikannya ke teman atau keluarga.
- Tidak mencuri karena balas dendam
Pencurian yang dilakukan penderita tidak berhubungan dengan delusi atau halusinasi. Penderita juga bukan mencuri karena luapan kemarahan atau balas dendam.
- Mencuri di tempat umum
Penderita kleptomania cenderung memilih untuk mencuri di tempat-tempat umum, seperti toko atau supermarket. Pada sebagian kasus, penderita kleptomania juga bisa mencuri di tempat ramai dari teman atau kenalannya, seperti ketika sedang berada di suatu pesta.
Pegobatan Kleptomania
Kleptomania tidak bisa diatasi seorang diri dan akan berlangsung terus-menerus jika tidak ditangani secara medis. Untuk menangani gangguan ini, dokter dapat menggunakan psikoterapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya.
- Psikoterapi
Jenis psikoterapi yang biasanya digunakan untuk menangani kleptomania adalah terapi perilaku kognitif. Melalui terapi ini, pasien akan diberikan gambaran terkait perbuatan yang dilakukan dan akibat yang mungkin diterima, termasuk berurusan dengan pihak berwajib. Dengan begitu, pasien diharapkan bisa menyadari bahwa pencurian adalah tindakan yang salah sehingga pasien semakin termotivasi untuk tidak mencuri lagi. Pasien juga akan diajarkan cara bagaimana melawan keinginan kuatnya untuk mencuri, misalnya dengan teknik relaksasi.
- Obat-obatan
Untuk obat-obatan, dokter dapat meresepkan obat antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini membuat serotonin bekerja lebih efektif sehingga dapat menstabilkan emosi pasien. Pemberian obat ini biasanya dilakukan bersamaan dengan terapi. Dokter juga bisa memberikan obat antagonis opioid yang berfungsi menurunkan dorongan untuk mencuri dan rasa senang yang timbul setelah mencuri. Kleptomania harus ditangani secara berkelanjutan agar tidak kambuh. Jika gejala sudah membaik tetapi timbul keinginan untuk mencuri lagi, segera temui dokter.
Kleptomania merupakan gangguan jiwa yang cukup jarang, tapi tergolong serius. Kondisi kejiwaan ini dapat menyebabkan gangguan emosional yang berlanjut pada orang yang bersangkutan. Di luar itu, juga menimbulkan konsekuensi mental–sosial bagi orang-orang terdekatnya. Kleptomania dapat membuat penderitanya terganggu secara emosional. Jika terus dibiarkan, penderita kleptomania bisa mengalami gangguan mental serius, terjerat hukum, hingga berpikir untuk bunuh diri.
Sumber :
https://www.alodokter.com/kleptomania https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mental/kleptomania
https://www.psikogenesis.com/2021/06/kleptomania-sama-atau-berbeda-dengan.html