Anak-anak cenderung menyukai hal yang menyenangkan, termasuk bermain video game atau game online. Hal itu membuat anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Sebenarnya, boleh saja jika membiarkan anak sesekali bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini bisa memicu dampak yang tidak baik jika dilakukan terlalu sering.
Perkembangan games sendiri sudah bermacam-macam, bukan hanya hal ringan saja namun game sudah masuk ke tingkat yang lebih tinggi, canggih dan juga sulit. Memang faktanya game sangat seru untuk dimainkan, apalagi ketika kita sedang stress dan menghilangkan bosan. Namun apabila terlalu sering main game pada dasarnya akan memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak di kemudian hari. Berikut beberapa dampak buruk yang bisa dialami anak apabila mereka keseringan main game.
1. Perilaku Agresif
Dampak game online yang menampilkan kekerasan, seperti:
- Membunuh
- Menendang
- Melukai orang lain untuk mencapai kemenangan
Hal ini dapat membuat anak memiliki perilaku yang lebih agresif ketika berhadapan dengan kehidupan nyata. Kekerasan yang dilihatnya setiap hari dalam dunia game dianggap menjadi “hal biasa” yang memberikan kepuasan pada dirinya.
Selain menjadi lebih agresif, kata-kata kasar bisa diperoleh anak dari para pemain game online lain yang tersebar di dunia maya. Kata-kata ini akan mudah masuk ke dalam otak dan ditiru oleh buah hati yang menikmati game tersebut.
2. Depresi dan Antisosial
Anak yang menghabiskan waktunya untuk bermain game online saja tidak memiliki banyak kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman seusianya. Selain itu, anak yang kecanduan bermain game biasanya akan lebih memilih bermain komputer di rumah daripada bermain di luar bersama teman-temannya. Alhasil, dampak game online ini akan membuat anak lebih suka menyendiri dan menjadi individu yang antisosial.
Penggunaan game online yang berlebihan juga bisa menunjukan adanya Gejala Depresi Pada Anak. Dimana anak akan mengalami depresi dengan tingkat kemampuan bersosialisasi yang terus menurun. Mereka akan merasa tertekan secara tidak langsung dan menyalahkan lingkunga, padahal terkadang anak itulah yang terisolasi akibat game dan tidak dibiasakan untuk bertemu orang lain.
3. Gangguan Kesehatan
Tanpa Anda sadari, bermain game masuk ke dalam salah satu gaya hidup sedentari karena hal tersebut membuat anak malan untuk bergerak. Ketika anak bermain game, hanya mata dan tangan saja yang fokus bekerja. Sementara bagian tubuh lainnya diam tidak bergerak. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-terus, maka Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit obesitas, melemahnya otot dan persendiaan, dan bahkan penurunan penglihatan yang signifikan karena paparan cahaya biru dari layar gadget.
4. Sulit Fokus
Menurut penelitian, kecanduan bermain game bisa membuat anak mengalami gangguan konsentrasi. Ketika anak senang bermain game, akan terjadi perubahan pada struktur dendrit sel-sel di dalam otaknya. Hal ini mengakibatkan konsentrasi anak menurun, sehingga ia mudah lupa dan gagal fokus. Paparan radiasi dari perangkat elektronik juga bisa melemahkan konsentrasi anak.
5. Sikap Tertutup
Jika terbiasa untuk bermain game terutama untuk anak-anak hal ini membuktikan bahwa ruang untuk berinteraksi yang mereka miliki hanya untuk game saja. Hal ini tentu dikarenakan games dimainkan di rumah saja dan tidak bisa dilakukan bersama-sama. Hal ini membuat anak menjadi tertutup dan sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata. Sifat ini yang tidak ingin dimiliki oleh anak anda bukan ?
6. Masalah Komunikasi
Tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak yang kecanduan game juga akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekadar mendengarkan dan memberi respons perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.
7. Mengalami Gaming Disorder
Dampak game online yang negatif lainnya adalah gaming disorder. Saat seseorang mengalami gaming disorder, maka ada perubahan fungsional dan struktural dalam sistem saraf. Terutama pada sistem yang mengatur perasaan senang, belajar, dan motivasi. Ternyata, perubahan otak yang dialami oleh pecandu game online sama dengan perubahan yang terlihat pada kelainan kecanduan lainnya.
Dilansir dari Psychology Today, jalur yang ada di otak depan, tepatnya neurotransmitter yang menghasilkan dopamin, menjadi aktif ketika seseorang bermain video game. Reaksi ini sama seperti orang yang menggunakan obat-obatan seperti heroin. Pada pecandu game online, mereka mengalami peningkatan dopamin 2 kali lipat. Sedangkan pada pengguna heroin, kokain, atau amfetamin, peningkatan dopamin terjadi sekitar 10 kali lipat.
Tips Mengatur Waktu Ideal Bermain Game
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan para ahli di Oxford University, Inggris, sebaiknya anak tidak main game lebih dari satu jam setiap harinya. Tak hanya main game, para ahli juga meminta para orangtua untuk membatasi waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan alat-alat elektronik. Hal ini karena anak Anda mungkin juga sering menghabiskan waktu di balik layar komputer seperti smartphone atau televisi. Jadi, mungkin saja ketika sudah selesai main game favoritnya di komputer, anak akan pindah dan bermain di smartphone-nya.
The American Academy of Pediatrics menganjurkan agar anak menggunakan alat-alat elektronik tidak lebih dari dua jam sehari. Bagaimana pun aturan yang akan Anda terapkan nantinya pada si kecil, pastikan Anda bersifat tegas ketika akan membatasi waktu bermain game serta alat elektronik bagi Anda.
Agar anak terhindar dari berbagai dampak negatif akibat kebanyakan main game, silakan contek berbagai tips jitu berikut ini:
- Atur waktu bermain
Sebelum mulai main, sepakati dulu berapa lamanya waktu anak boleh main game. Mintalah anak untuk melihat jam berapa sekarang, kemudian tegaskan bahwa satu jam dari waktu tersebut ia harus berhenti main game.
- Bersikap tegas pada anak
Meski tidak tega melihat anak merengek meminta tambahan jam untuk main, pastikan Anda tidak terpancing. Jika anak Anda mengatakan, “Lima menit lagi, deh. Lagi tanggung banget ini,” balas rengekan tersebut dengan ucapan seperti, “Kamu bisa save dan main lagi besok. Ayo matikan sekarang.”
- Beri alternatif kegiatan lainnya
Setelah satu jam bermain game, ajak anak untuk bersepeda di sekitar rumah atau berolahraga di sore hari. Tujuan satu, agar anak tidak bosan dan terus mengingat game. Intinya, ajaklah anak melakukan aktivitas yang memang disukainya.
Demikian penjelasan tentang pengaruh game terhadap tumbuh kembang anak. Agar anak tidak terdampat hal-hal buruk dari bermain game, lakukan pengawasan orang tua serta berikan jadwal bermain yang tepat. Dampingin dan berikan pengertian kepada anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh ditiru dari adegan dalam game yang dimainkan.
Sumber :
https://dosenpsikologi.com/pengaruh-game-terhadap-mental-anak
https://www.halodoc.com/artikel/anak-anak-sering-main-game-hati-hati-7-dampak-ini
https://www.orami.co.id/magazine/dampak-game-online
https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-remaja/dampak-buruk-keseringan-main-game/