Puasa Sunah dalam Islam

Hikmah Puasa Sunnah adalah menahan diri dari kegiatan makan dan minum, serta segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga Waktu Buka Puasa yaitu terbenanmya matahari, dimana bagi yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala, dan bagi yang tidak melaksanakannya atau meninggalkannya tidak akan mendapatkan dosa. Jadi bisa diartikan bahwa puasa sunnah adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk dilakukan bagi umat islam, akan tetapi jika puasa tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Hal ini sesuai hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berikut:

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR. Muslim, No. 1151).

Akan tetapi walaupun kita bisa melaksanakan puasa sunnah dalam hidup kita, namun tidak boleh melakukan puasa seumur hidup. Karena puasa yang dilakukan terus-menerus sepanjang hidupnya adalah diharamkan dalam Islam karena sama dengan menyakiti diri sendiri. Berikut ini macam-mcam puasa sunnah yang boleh dikerjakan oleh umat islam.

Puasa Senin dan Kamis

Macam-macam puasa sunnah yang pertama yang akan kita bahas adalah puasa hari Senin dan hari Kamis yang rutin dilaksanakan Rasulullah. Hal itu dilakukan karena terdapat keistimewaan di hari tersebut. Keutamaan dari puasa senin kamis adalah karena pada hari ini catatan amal dan perbuatan manusia diperiksa dan dilaporkan kepada Allah. Dalil shahih puasa sunnah senin kamis adalah sebagai berikut:

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa. (HR. Tirmidzi, No. 747)”

Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh atau 3 hari berturut-turut dalam satu bulan dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, 15 pada setiap penanggalan Hijriyah. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad bersabda, “Berpuasalah selama tiga hari pada setiap bulan, karena sesungguhnya kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu (3 hari) sama dengan puasa satu tahun penuh.”

Puasa Hari Arafah atau di Awal Bulan Dzulhijjah

Puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah oleh orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Keutamaan puasa hari Arafah adalah menghapus dosa dua tahun orang yang melaksanakannya.

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah bersabda, “Puasa hari Arafah itu menghapus dosa dua tahun, setahun silam dan setahun yang akan datang. Dan puasa Asyura itu menghapus dosa setahun sebelumnya.”

Puasa Tasu’a dan Asyura

Puasa Tasu’a dan Asyura dilaksanakan pada tanggal 9 & 10 Muharram. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim, dari Ibnu Abbas ia berkata

“Ketika Rasulullah berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah bersabda, ‘Kalau begitu, tahun depan insya Allah kita berpuasa tanggal 9 (Muharram)’.

Namun belum belum sampai satu tahun kemudian, Rasulullah meninggal dunia.

Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Puasa 6 hari di bulan Syawal dianjurkan oleh Rasulullah. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad bersabda,

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dan meneruskan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa di sepanjang tahun.”

Namun, pengerjaan puasa di bulan Syawal tidak boleh dilakukan pada hari Lebaran (1 Syawal) karena termasuk waktu yang diharamkan. Dalam hadits riwayat Muslim, diriwayatkan “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.”

Memperbanyak Puasa di Bulan Syaban

Melaksanakan macam-macam puasa sunnah di bulan Syaban merupakan bentuk ibadah. Dalam hadits riwayat Muslim dan Bukhari, dari Aisyah RA ia berkata,

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa di bulan-bulan lain, kecuali di bukan Syaban.”

Memperbanyak Puasa di Bulan Muharram

Bukan Muharram menjadi salah satu waktu yang istimewa dalam Islam. Bahkan, dalam hadits riwayat Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi Rasulullah ﷺ pernah bersabda,

“Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah fardhu adalah shalat malam.”

Puasa Nabi Daud

Pelaksanaan puasa Nabiyullah Daud dilaksanakan dengan cara satu hari berpuasa dan sehari tidak lalu setelah puasa lagi lalu tidak lagi. Terus begitu berselang seling sehari puasa sehari tidak. Ditambah lagi, tidak ada batasan sampai kapan puasa ini dilakukan. Karena cukupHal ini merupakan puasa sunnah yang dicintai oleh Allah SWT. Dalam hadits riwayat Muslim, Nasa’i dan Ibnu Majah, “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari. (HR. Bukhari, No. 3420)

Itulah macam-macam puasa sunnah dalam agama Islam, semoga kita sebagai umat muslim tidak hanya menjalankan puasa wajib saja, tetapi juga menjalankan puasa sunnah yang sering menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW.

Sumber :
https://dalamislam.com/puasa/macam-macam-puasa-sunnah
https://islamkita.co/puasa-sunnah/
https://www.islampos.com/macam-macam-puasa-sunnah-238249/

Tentang Kan Jabung

Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung Syariah Jawa Timur), sekarang memiliki ±2423 anggota aktif yang tergabung. Berlokasi di Jl. Suropati No.4-6, Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur ini dinobatkan sebagai

Artikel Terbaru

Bersama KAN Jabung Syariah Jawa Timur, Berdaya Bersama. Siap Menjadi Wadah Hijrah dan Mimpi Semua Orang.

Gallery

Hubungi Kami

Jl. Suropati No. 4- 6 Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur 65155

© 2020 Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur