
Kemerdekaan Indonesia diraih dengan jerih payah para pahlawan yang rela menumpahkan air mata dan darah, bahkan nyawa. Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Mereka merupakan pejuang yang gagah berani.
Selain itu, pahlawan juga menjadi panggilan bagi seseorang yang memberikan jasa-jasa bagi bangsanya. Melalui tokoh-tokoh tersebut, simbol mengenai perjuangan dan pengorbanan terus diwariskan kepada para generasi penerus. Kemerdekaan Indonesia di sisi lain juga tidak dapat dilepaskan dari perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah. Atas jasa-jasanya, negara mengangkat para pahlawan kemerdekaan tersebut diakui sebagai pahlawan nasional.
Lalu siapa saja Pahlawan Nasional yang rela gugur demi kemerdekaan? Berikut beberapa pahlawan nasional yang gugur saat melawan kolonialisme untuk memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ir Soekarno
Ir Soekarno merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia. Ir Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 1925, Ir Soekarno mendirikan dan menjadi Ketua Algemeene Studie arzClub (ASC) di Bandung. Organisasi ini merupakan perhimpunan pelajar/mahasiswa yang berjiwa nasionalisme. Kemudian pada 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia, yang merupakan perhimpunan yang sangat berani menentang penjajahan Belanda. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno bersama Mohammad Hatta dan juga para pejuang lain memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Mohammad Hatta
Pahlawan kemerdekaan kedua ada Mohammad Hatta atau lebih dikenal dengan Bung Hatta. Bung Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Selain pahlawan kemerdekaan, Bung Hatta juga merupakan bapak koperasi Indonesia. Pada 1926, Bung Hatta pernah menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia. Bung Hatta pernah dipercaya menjadi bendahara merangkap anggota Dewan Redaksi Majalah Hindia Putera (Indonesia Merdeka). Bung Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 di usia 77 tahun dan dimakamkan TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman merupakan sosok pejuang yang gigih dalam melawan penjajah. Dia keluar masuk hutan bersama pasukannya bergerilya. Jenderal Sudirman merupakan Panglima TNI pertama Indonesia. Jenderal Sudirman lahir pada 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah. Jenderal Sudirman meninggal pada 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah di usia 34 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.
Sutan Syahrir
Sutan Syahrir lahir pada 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Sutan Syahrir pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Sutan Syahrir memiliki pemikiran dan semangat dalam membentuk kemerdekaan Indonesia. Sutan Syahrir merupakan pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai orang yang mengorganisasi kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, Sutan Syahrir turut membangun jaringan untuk mempersiapkan diri merebut kemerdekaan tanpa bekerja sama dengan Jepang. Dia wafat pada 9 April 1966 di Zurich, Swissdi usia 57 tahun dan dimakamkan di TMPN Utama Kalibata, Jakarta.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia. Dia lahir pada 2 Mei 19889 di Yogyakarta. Dalam narasi sejarah Indonesia nama Ki Hadjar Dewantara selalu dihubungkan dengan berbagai kegiatannya di dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia melalui Taman Siswa. Dia menjadi orang pertama yang dipercaya oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran Indonesia ke-1. Ki Hajar Dewantara meninggal di usia 69 tahun dan dimakamkan di Tahunan, Umbul Harjo, Yogyakarta.
Bung Tomo
Bung Tomo memiliki nama asli Sutomo. Saat berjuang melawan penjajah, dia dikenal memiliki slogan “merdeka atau mati”. Membahas Sutomo atau lebih dikenal sebagai Bung Tomo, tidak lepas dari pertumpahan berdarah di Surabaya 10 November 1945 yang sekarang diperingati menjadi Hari Pahlawan Nasional. Bung Tomo lahir 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Dia meninggal pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah, Arab Saudi, dan dimakamkan di Ngagel, Surabaya
K.H Ahmad Dahlan
K.H. Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta tanggal 1 Agustus 1868 dan meninggal tanggal 23 Februari 1923. Dia adalah putra dari K.H. Abu Bakar bin Kiai Mas Sulaiman (ulama yang menjabat sebagai khatib Masjid Agung Yogyakarta) dan Siti Aminah atau Nyai Abu Bakar binti K.H. Ibrahim (pejabat keagamaan yang menjabat sebagai penghulu Kesultanan Yogyakarta).
Hampir seluruh pemikiran K.H. Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinannya terhadap situasi global umat Islam saat itu yang kaku. Kondisi ini diperparah dengan politik kolonial Belanda. Latar belakang tersebut memunculkan ide pembaruannya. Persentuhan intelektualnya dengan para pemikir reformasi Islam menyebabkan dirinya membentuk pengajian Al-Ma’un di kampung halamannya Melalui pengajian tersebut, dia membentuk suatu kesadaran Islam yang baru bahwa tujuan utama umat Islam adalah memenuhi hak dan berlaku adil kepada para fakir miskin dan anak yatim-piatu.
Dewi Sartika
Dewi Sartika hidup pada zaman Hindia Belanda. Dia lahir dari keluarga Sunda yang ternama, yaitu R. Rangga Somanegara dan R.A. Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desember 1884. Setelah ayahnya meninggal, dia tinggal bersama dengan pamannya dan menerima pendidikan yang sesuai dengan budaya Sunda. Dia dianggap sebagai tokoh pendidikan modern untuk anak perempuan di Jawa Barat dan selama ini sering dibandingkan dengan R.A. Kartini. Mereka berdua merupakan polopor emansipasi anak perempuan melalui pendidikan modern, yang sama-sama didukung oleh bupati dan pemerintah Hindia Belanda yang menjalankan politik etis.
Mohammad Yamin
Selain dikenal sebagai sosok
yang merumuskan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II, Yamin juga dikenal
sebagai aktivis dalam perjuangan kemerdekaan.
Keterlibatan Yamin dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) membuat Yamin berperan dalam merumuskan dasar negara untuk kemerdekaan
Indonesia. Pengaruhnya yang besar dalam sejarah membuatnya dihormati sebagai
salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Hasyim Asyari
Kyai Haji Mohammad Hasyim Asyari adalah Pahlawan Nasional sekaligus pendiri Nahdatul Ulama (NU). Hasyim Asyari juga dikenal sebagai intelektual muslim yang turut serta mewarnai perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Itulah beberapa nama-nama Pahlawan Nasional Indonesia yang turut serta berjuang dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa gelar Pahlawan Nasional juga diberikan setiap tahunnya oleh Presiden Republik Indonesia sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201110121603-66-568012/17-pahlawan-nasional-indonesia-yang-perjuangkan-kemerdekaan
https://www.idntimes.com/news/indonesia/muhammad-ilman-nafian-2/yuk-mengenal-10-pahlawan-indonesia-pejuang-kemerdekaan?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/pahlawan-kemerdekaan/