1. Tradisi Nyekar di Indonesia
Tradisi nyekar sudah sejak lama dilakukan di Indonesia dan telah menjadi ritual “wajib” menjelang bulan Ramadan, khususnya bagi suku Jawa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi penghormatan dan memberi doa pada anggota keluarga yang telah meninggal.
Tradisi ini didasarkan pada kepercayaan bahwa Ramadan merupakan penanda dari akhir dari satu siklus kehidupan dan merupakan awal dari kehidupan baru. Di beberapa daerah, tradisi ini disertai dengan persembahan untuk leluhur mereka.
Selain mengunjungi makam kerabat, beberapa umat muslim juga mengunjungi makam pahlawan, raja-raja kuno, atau leluhur mereka untuk membacakan doa dan menabur bunga.
2. Mesaharaty di Arab Saudi
Sama seperti tradisi bangunkan sahur di Indonesia, di Arab Saudi pun juga ada tradisi serupa. Di sejumlah negara di Arab, tradisi ini disebut dengan Mesaharaty. Orang-orang berkeliling di jalanan sambil memukul drum dengan lembut dan berseru untuk menandai waktu bangun sahur. Di beberapa negara seperti Arab Saudi, Yaman, dan Mesir, kebiasaan ini masih menjadi sebuah praktik yang umum, khususnya di desa-desa.
Saat waktu sahur tiba, maka “Al Tabbeil” atau penabuh drum memanggil nama keluarga dari setiap rumah yang dilewatinya. Mereka tidak menuntut bayaran, tetapi orang-orang biasanya memperlakukan para pekerja yang tak kenal lelah ini dengan beberapa hadiah di akhir bulan Ramadan.
3. Menyalakan Lentera di Mesir
Setiap tahun, orang-orang Mesir menyambut Ramadhan dengan fanous warna-warni, yakni lentera yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci. Meskipun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, menyalakan lentera sangat erat dengan bulan suci Ramadhan, yang memiliki makna spiritual.
![Mengenal Lentera 'Fanous' Tradisi Unik Bulan Ramadhan di Mesir, Berawal dari Merayakan Lahirnya Dewa-Dewa - Jurnal Soreang](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/04/06/267774522.jpg)
Saat ini, fanous sering diintegrasikan ke dalam tradisi lokal lainnya. Misalnya, selama bulan suci, anak-anak berjalan-jalan dengan lampion mereka, bernyanyi dengan riang sambil meminta hadiah dan permen.
4. Nyanyian untuk meminta permen di Uni Emirat Arab
Tradisi haq al laila dilakukan pada tanggal 15 Sya’ban, bulan sebelum Ramadhan. Tradisi yang banyak dipraktekkan di negara Teluk ini sering dibandingkan dengan kebiasaan Barat dalam hal trick-or-treat. Pada 15 Sya’ban anak-anak di Uni Emirat Arab berkeliaran di lingkungan mereka mengenakan pakaian cerah, mengumpulkan permen dan kacang-kacangan di tas jinjing yang dikenal sebagai kharyta, semuanya sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional lokal. Nyanyian Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum, yang diterjemahkan dari bahasa Arab menjadi ‘Berikan kepada kami dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekah’, bergema di jalan-jalan saat anak-anak dengan bersemangat mengumpulkan hadiah mereka.
Di Uni Emirat Arab, perayaan ini dianggap sebagai bagian integral dari identitas nasional Emirat. Dalam masyarakat modern saat ini, tradisi haq al laila menyoroti pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai keluarga.
Sumber :
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3966290/deretan-tradisi-unik-selama-ramadan-dari-penjuru-dunia
https://tirto.id/tradisi-unik-ramadan-dari-berbagai-belahan-dunia-cpTX