Lumpy Skin Disease Pada Sapi Tidak Bisa Disembuhkan?

KAN Jabung| Belakangan ini, muncul laporan terkait penyakit lumpy skin disease (LSD) pada sapi. Meski, penyakit ini masih jarang ditemukan di Indonesia namun peternak wajib perlu lebih waspada agar hewan ternaknya tidak terjangkit penyakit berbahaya satu ini.

LSD termasuk dalam penyakit serius yang pelu mendapatkan penanganan segera. Penyakit ini menyerang hewan-hewan ternak, termasuk sapi.

Penyakit LSD ini pastinya dapat merugikan peternak, apalagi jika sampai menjadi wabah. Inilah mengapa penting bagi peternak untuk mengenal lebih dekat apa itu penyakit lumpy skin disease. Di bawah ini kami akan menjelaskan secara detail terkait penyakit tersebut.

Apa Itu Lumpy Skin Disease?

Lumpy skin disease atau LSD adalah penyakit virus serius yang pertama kali ditemukan di Afrika. Penyakit yang menyerang sapi dan jenis hewan ternak lainnya ini ditemukan pertama kali pada tahun 1929 dan telah menjadi endemis.

Saat ini, LSD telah menyebar ke berbagai negara, baik negara-negara di Eropa, Timur Tengah maupun Asia, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karenanya, pemilik hewan ternak seperti sapi harus selalu waspada dengan jenis penyakit ini.

Sapi yang terserang LSD, secara umum, akan mengalami demam, penurunan nafsu makan dan (dalam kondisi lebih parah tubuhnya jadi kurus. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan agar sapi lekas sehat kembali dan nafsu makannya meningkat.

Lebih lanjut, jika LSD sudah mewabah maka dibutuhkan dokter hewan untuk turun langsung melakukan pencegahan. Pencegahan yang dimaksud yakni agar LSD tidak menular secara luas ke hewan ternak lainnya.

Penyebab Penyakit LSD

Sekarang kamu sudah cukup mengenal apa itu penyakit lumpy skin disease atau LSD. Tapi, kamu mungkin bertanya-tanya apa penyebab penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak ini.

LSD adalah penyakit yang muncul karena paparan virus LSD dari genus capripox, keluarga atau family poxviridae. Apa itu virus LSD?

Virus LSD ialah virus double stranded deoxy ribo nucleic acid (DNA) yang bereplikasi pada sitoplasma dan mempunyai lipid envelope. Lebih lanjut, virus LSD memiliki ukuran diameter kurang lebih 250 nm dan terdiri dari 150 kilobase pairs.

Perlu diketahui juga bahwa virus LSD termasuk jenis virus dengan virulensi yang tinggi. Jadi, virus ini bisa menyebar sangat cepat ke hewan-hewan ternak. Akan tetapi virus LSD ini sensitif terhadap suhu 65 derajat celcius selama 30 menit dan suhu 55 derajat celcius selama 2 jam.

Gejala Penyakit LSD

Lantas, apa saja gejala yang muncul pada sapi yang terkena penyakit lumpy skin disease? Seperti yang kami informasikan sebelumnya, secara umum sapi yang terserang LSD akan menunjukkan gejala demam dan penurunan nafsu makan. Selain itu, sapi juga akan terlihat ingusan dan produksi susunya menurun.

Dalam kondisi yang lebih parah, sapi yang terkena LSD akan mengalam hipersalivasi, depresi, konjungtivitas dan pembengkakan pada limfoglandula subscapularis dan prefemoral.

Pada sapi jantan, tidak jarang LSD juga mengakibatkan infertilitas sementara atau permanen. Lebih lanjut, LSD juga bisa mengakibatkan sapi jadi kurus.

Pengobatan Penyakit LSD

Setelah membaca penjelasan-penjelasan di atas, kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengobati penyakit LSD. Pengobatan penyakit LSD yang bisa dilakukan yakni pelaksanaan karantina, pengendalian vektor, pembatasan lalu lintas ternak dan stamping out.

Di sisi lain, langkah pencegahan juga perlu dilakukan yakni dengan melakukan vaksinasi. Ada tiga jenis vaksinasi yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan LSD, antara lain vaksin heterolog, vaksim homolog dan vaksin inaktif.

Untuk diketahui, vaksin heterog dibuat dari virus sheep pox atau goat pox yang telah dilemahkan. Sementara vaksin homolog dibuat dari virus lumpy skin disease yang telah dilemahkan.

Persebaran Penyakit LSD

Penting juga bagi peternak sapi untuk mengetahui persebaran penyakit LSD ini. Telah kami informasikan sebelumnya bahwa penyakit LSD pertama kali ditemukan di Afrika, kemudian menjadi endemis dan telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Di Asia sendiri, penyakit LSD ditemukan pertama kali pada tahun 2019 di Bangladesh. Kemudian, penyakit yang menyerang hewan ternak ini menyebar ke India dan China, dilanjutkan menyebar ke Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Menyikapi persebaran penyakit LSD ini, penting sekali bagi peternak untuk melakukan langkah pencegahan. Apa saja langkah pencegahan persebaran penyakit LSD yang bisa dilakukan oleh peternak?

Pertama, peternak perlu mendapatkan bimbingan teknis dari dokter hewan lapangan atau praktisi lapangan terkait penanganan kasus LSD yang tepat. Penting juga peternak untuk segera melaporkan terduga kasus LSD pada hewan ternaknya agar bisa didiagnosa sedini mungkin dan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Kedua, peternak perlu menjaga kebersihan hewan ternak dan kandangnya setiap hari. Dalam kata lain, peternak harus membersihkan tubuh hewan ternak dan kandangnya secara rutin agar terhindar dari berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit LSD.

Ketiga, peternak perlu segera melakukan karantina hewan ternak yang terkena LSD. Tujuannya tidak lain agar penyakit LSD tidak menyebar ke hewan ternak lain yang dapat membuatnya menjadi sakit dan kurus.

Itulah penjelasan tentang penyakit lumpy skin disease yang menyerang hewan ternak. Semoga informasi ini bermanfaat.

Tentang Kan Jabung

Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung Syariah Jawa Timur), sekarang memiliki ±2423 anggota aktif yang tergabung. Berlokasi di Jl. Suropati No.4-6, Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur ini dinobatkan sebagai

Artikel Terbaru

Bersama KAN Jabung Syariah Jawa Timur, Berdaya Bersama. Siap Menjadi Wadah Hijrah dan Mimpi Semua Orang.

Gallery

Hubungi Kami

Jl. Suropati No. 4- 6 Ds. Kemantren, Kec. Jabung, Kab. Malang, Jawa Timur 65155

© 2020 Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur